1. Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang terletak di Jalan Gajah Raya Semarang, Jawa Tengah, yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 November 2006, kini menjadi kebanggan umat Islam karena keberadaan tempat ibadah yang dibangun di atas lahan 10 hektare itu telah mendunia. Desain arsitektur masjid yang menyerupai masjid nabawi yang berada di Madinah menjadikan masjid ini terlihat megah dan indah dan menjadikan daya tarik pengunjung yang datang kesana.
2. Lawang Sewu
Terletak di komplek Tugu Muda, Lawang Sewu dahulu merupakan gedung megah berbaya art deco, yang digunakan Belanda sebagai kantor pusat kereta api ( trem ), atau lebih dikenal dengan Nederlandsch Indische Spoorweg Maschaappij ( NIS ). Bangunan karya Arsitek Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag menurut catatan sejarah dibangun tahun 1903, kemudian diresmikan pada tanggal 1 juli 1907.
Gedung ini dinamakan lawang sewu karena gedung ini mempunyai banyak sekali pintu pintu besar (lawang) ala jaman kolonial belanda yang meskipun jumlahnya tidak mencapai "Sewu" atau seribu namun hanya sekitar 429 buah pintu. selain sebagai tujuan wisata, Gedung ini sering dijadikan objek fotografi karena desainnya yang masih kental dengan gaya eropa, disamping itu gedung ini merupakan landmark kota semarang bersama dengan tugu muda yang berada di depannya.
3. Klenteng Sam Po Kong
Kelenteng Sam Po Kong merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Tempat ini biasa disebut Gedung Batu, karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang
.
Klenteng Sam Po Kong layak menjadi prioritas para wisatawan yang akan menikmati wisata Semarang. Pasalnya, Klenteng yang terletak di Gedung Batu ini tidak hanya menyuguhkan kisah legendari Laksamana Cheng Ho, tapi keindahan arsitektur Tiong Hoa yang khas.Sejak pertangahan Juli 2010, Klenteng ini dilengkapi dengan patung Laksamana Cheng Ho setinggi 10 meter. patung yang didatangkan langsung dari China ini ditaksir sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara.
4. Simpang Lima
Salah satu land mark kota Semarang lainnya adalah kawasan Simpang Lima. Lapangan ini memang terletak di jantung kota. Disebut Simpang Lima karena berada di tengah-tengah persimpangan Jl Pandanaran, Jl Gajah Mada, Jalan Ahmad Yani, Jalan Ahmad Dahlan, dan Jalan Pahlawan.
Berkembangnya fungsi Simpang Lima menjadi alun-alun merupakan saran Presiden pertama Republik Indonesia yang menyarankan pengadaan alun-alun di Semarang sebagai ganti dari Kanjengan. Alun-alun yang dimiliki Semarang sejak masa pemerintahan Adipati Semarang yang pertama itu telah berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan. Karena itu, kawasan ini tetap diamsukan dalam daftar wisata semarang.
Salah satu land mark kota Semarang lainnya adalah kawasan Simpang Lima. Lapangan ini memang terletak di jantung kota. Disebut Simpang Lima karena berada di tengah-tengah persimpangan Jl Pandanaran, Jl Gajah Mada, Jalan Ahmad Yani, Jalan Ahmad Dahlan, dan Jalan Pahlawan.
Berkembangnya fungsi Simpang Lima menjadi alun-alun merupakan saran Presiden pertama Republik Indonesia yang menyarankan pengadaan alun-alun di Semarang sebagai ganti dari Kanjengan. Alun-alun yang dimiliki Semarang sejak masa pemerintahan Adipati Semarang yang pertama itu telah berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan. Karena itu, kawasan ini tetap diamsukan dalam daftar wisata semarang.
Saat ini simpang lima telah berkembang dengan pesat. gemerlap lampu kota metropolitan Semarang semakin memperindah keberadaanya. ditambah lagi banyaknya jasa penyewaan sepeda lampu yang unik semakin menambah kemeriaha suasana simpang 5 saat malam hari. di samping itu di sekitar kawasan simpang lima sendiri banyak terdapat shelter - shelter kaki lima yang berjajar rapi yang menjual berbagai macam kuliner.
5. Waduk Jatibarang dan Gua Kreo
Setelah empat tahun masa pembangunan, Waduk Jatibarang Semarang akhirnya
mulai dioperasikan, bertepatan dengan peringatan Hari Air Dunia 5 Mei
2014, waduk dengan luas genangan 189 Ha dan luas daerah tangkapan 54 KM
persegi ini mulai digenangi. selain untuk mengatasi masalah banjir, juga diharapkan bisa menjadi satu
destinasi wisata yang baru serta memunculkan ide-ide kreatif dari
masyarakat, seperti pembuatan paket wisata, refreshing, dan lain lain.
Di tengah tengah waduk ini masih terjaga Gua Kreo dengan kera kera yang ada, dengan dihubungkan jembatan penghubung.
Tempat ini juga sering digunakan sebagai objek fotografi karena pemandanga alam dari waduk yang cantik serta hutan dan perbukitan di sekililingnya sangat memanjakan para fotografer dan mata pengunjung. ditambah lagi keberadaan jembatan penghubung dengan gua kreo di atas waduk yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar